Jumat, 20 Maret 2009

krisis ekonomi

"KEAJAIBAN yang hilang". Itulah istilah yang paling pantas diberikan bagi perekonomian Indonesia sepanjang tahun 1998. Setelah berpuluh-puluh tahun terbuai oleh pertumbuhan yang begitu mengagumkan, tahun 1998 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi begitu hebat. Laporan akhir tahun ekonomi akan mengungkap semua persoalan itu dan mencoba menggambarkan keadaan untuk tahun mendatang. Laporan akan dituangkan dua hari berturut-turut, Senin (21/12) dan Selasa, di Rubrik UTAMA dan Rubrik OPINI. Semua dituliskan oleh wartawan ekonomi Kompas, Andi Suruji, Banu Astono, Dedi Muhtadi, Ferry Irwanto, Ninuk M Pambudy, Pieter P Gero, Simon Saragih, Sri Hartati Samhadi, Subur Tjahjono, Tjahja Gunawan, Yosef Umar Hadi, dan Yovita Arika.


TAHUN 1998 menjadi saksi bagi tragedi perekonomian bangsa. Keadaannya berlangsung sangat tragis dan tercatat sebagai periode paling suram dalam sejarah perekonomian Indonesia. Mungkin dia akan selalu diingat, sebagaimana kita selalu mengingat black Tuesday yang menandai awal resesi ekonomi dunia tanggal 29 Oktober 1929 yang juga disebut sebagai malaise.

Hanya dalam waktu setahun, perubahan dramatis terjadi. Prestasi ekonomi yang dicapai dalam dua dekade, tenggelam begitu saja. Dia juga sekaligus membalikkan semua bayangan indah dan cerah di depan mata menyongsong milenium ketiga.

Selama periode sembilan bulan pertama 1998, tak pelak lagi merupakan periode paling hiruk pikuk dalam perekonomian. Krisis yang sudah berjalan enam bulan selama tahun 1997,berkembang semakin buruk dalam tempo cepat. Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat, dunia usaha.

Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, namun terbukti tidak bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi dan rupiah. Bahkan situasi seperti lepas kendali, bagai layang-layang yang putus talinya. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara.

Seperti efek bola salju, krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar baht di Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi, berlanjut lagi krisis sosial kemudian ke krisis politik.

Akhirnya, dia juga berkembang menjadi krisis total yang melumpuhkan nyaris seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa. Katakan, sektor apa di negara ini yang tidak goyah. Bahkan kursi atau tahta mantan Presiden Soeharto pun goyah, dan akhirnya dia tinggalkan. Mungkin Soeharto, selama sisa hidupnya akan mengutuk devaluasi baht, yang menjadi pemicu semua itu.

Efek bola salju

Faktor yang mempercepat efek bola salju ini adalah menguapnya dengan cepat kepercayaan masyarakat, memburuknya kondisi kesehatan Presiden Soeharto memasuki tahun 1998, ketidakpastian suksesi kepemimpinan, sikap plin-plan pemerintah dalam pengambilan kebijakan, besarnya utang luar negeri yang segera jatuh tempo, situasi perdagangan internasional yang kurang menguntungkan, dan bencana alam La Nina yang membawa kekeringan terburuk dalam 50 tahun terakhir.

Dari total utang luar negeri per Maret 1998 yang mencapai 138 milyar dollar AS, sekitar 72,5 milyar dollar AS adalah utang swasta yang dua pertiganya jangka pendek, di mana sekitar 20 milyar dollar AS akan jatuh tempo dalam tahun 1998. Sementara pada saat itu cadangan devisa tinggal sekitar 14,44 milyar dollar AS.

Terpuruknya kepercayaan ke titik nol membuat rupiah yang ditutup pada level Rp 4.850/dollar AS pada tahun 1997, meluncur dengan cepat ke level sekitar Rp 17.000/dollar AS pada 22 Januari 1998, atau terdepresiasi lebih dari 80 persen sejak mata uang tersebut diambangkan 14 Agustus 1997.

Rupiah yang melayang, selain akibat meningkatnya permintaan dollar untuk membayar utang, juga sebagai reaksi terhadap angka-angka RAPBN 1998/ 1999 yang diumumkan 6 Januari 1998 dan dinilai tak realistis.

Krisis yang membuka borok-borok kerapuhan fundamental ekonomi ini dengan cepat merambah ke semua sektor. Anjloknya rupiah secara dramatis, menyebabkan pasar uang dan pasar modal juga rontok, bank-bank nasional dalam kesulitan besar dan peringkat internasional bank-bank besar bahkan juga surat utang pemerintah terus merosot ke level di bawah junk atau menjadi sampah.

Puluhan, bahkan ratusan perusahaan, mulai dari skala kecil hingga konglomerat, bertumbangan. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal juga insolvent atau nota bene bangkrut.

Sektor yang paling terpukul terutama adalah sektor konstruksi, manufaktur, dan perbankan, sehingga melahirkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK). Pengangguran melonjak ke level yang belum pernah terjadi sejak akhir 1960-an, yakni sekitar 20 juta orang atau 20 persen lebih dari angkatan kerja.

Akibat PHK dan naiknya harga-harga dengan cepat ini, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan juga meningkat mencapai sekitar 50 persen dari total penduduk. Sementara si kaya sibuk menyerbu toko-toko sembako dalam suasana kepanikan luar biasa, khawatir harga akan terus melonjak.

Pendapatan per kapita yang mencapai 1.155 dollar/kapita tahun 1996 dan 1.088 dollar/kapita tahun 1997, menciut menjadi 610 dollar/kapita tahun 1998, dan dua dari tiga penduduk Indonesia disebut Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam kondisi sangat miskin pada tahun 1999 jika ekonomi tak segera membaik.

Data Badan Pusat Statistik juga menunjukkan, perekonomian yang masih mencatat pertumbuhan positif 3,4 persen pada kuartal ketiga 1997 dan nol persen kuartal terakhir 1997, terus menciut tajam menjadi kontraksi sebesar 7,9 persen pada kuartal I 1998, 16,5 persen kuartal II 1998, dan 17,9 persen kuartal III 1998. Demikian pula laju inflasi hingga Agustus 1998 sudah 54,54 persen, dengan angka inflasi Februari mencapai 12,67 persen.

Di pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) anjlok ke titik terendah, 292,12 poin, pada 15 September 1998, dari 467,339 pada awal krisis 1 Juli 1997. Sementara kapitalisasi pasar menciut drastis dari Rp 226 trilyun menjadi Rp 196 trilyun pada awal Juli 1998.

Di pasar uang, dinaikkannya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menjadi 70,8 persen dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) menjadi 60 persen pada Juli 1998 (dari masing-masing 10,87 persen dan 14,75 persen pada awal krisis), menyebabkan kesulitan bank semakin memuncak. Perbankan mengalami negative spread dan tak mampu menjalankan fungsinya sebagai pemasok dana ke sektor riil.

Di sisi lain, sektor ekspor yang diharapkan bisa menjadi penyelamat di tengah krisis, ternyata sama terpuruknya dan tak mampu memanfaatkan momentum depresiasi rupiah, akibat beban utang, ketergantungan besar pada komponen impor, kesulitan trade financing, dan persaingan ketat di pasar global.

Selama periode Januari-Juni 1998, ekspor migas anjlok sekitar 34,1 persen dibandingkan periode sama 1997, sementara ekspor nonmigas hanya tumbuh 5,36 persen

Jumat, 06 Maret 2009

Jamur Misterius Gegerkan Warga Banyumas

Jamur Misterius Gegerkan Warga Banyumas



Banyumas Sebuah jamur misterius berukuran besar yang muncul di pemakaman umum Desa Windunegara, Kecamatan Wangon, Banyumas, Jawa Tengah, menggegerkan warga setempat.

"Kemunculan jamur ini merupakan yang kedua kalinya. Pertama pada lima tahun lalu sebelum pelaksanaan Pemilu 2004," kata Jasaman, warga Desa Windunegara, Jumat.

Menurut dia, jamur yang muncul sejak malam Selasa Kliwon dua bulan lalu tersebut berdiameter 100 sentimeter dan berwarna putih dengan delapan lapis kelopak daun.

Selain itu, kata dia, jamur tersebut tumbuh di tempat yang sama yakni makam Rumiyati.

"Anehnya, meski baru dua kali, jamur tersebut muncul setiap menjelang pemilu," katanya.

Sementara warga lainnya, Tarisah mengatakan, kemunculan jamur tersebut dipercaya dapat memberikan berkah dan keselamatan.

Menurut dia, tak sedikit warga yang datang untuk sekadar melihat bentuk jamur yang muncul setiap lima tahun sekali tersebut.

"Bahkan, tak sedikit pula warga yang mengharap berkah dan keselamatan dengan memegangi jamur itu," katanya. (*)

Kamis, 26 Februari 2009

BIOGAS

Biogas adalah salah stu energi alternatif yang digunakan seiring mengantisipasinya habisnya energi utama dunia kayak minyak. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion.

Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil. 


Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif. Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana. 

Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium. 

Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).

Kamis, 19 Februari 2009

solar energy

pengetahuan lg ni =)

Matahari bagi bumi kita lebih dari sekedar sumber cahaya. Dia adalah hal yang sangat vital bagi segala macam kehidupan di bumi. Setiap hari, matahari memancarkan energi potensial yang sangat besar ke bumi. Sumber energi ini akan tersedia selama 5 miliar tahun lagi - secara terus-menerus, gratis, dan ramah lingkungan. Sebaliknya bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam tersedia dengan jumlah terbatas.

Solar energy alias energi matahari bersama energi angin, air, biomassa dan minyak bumi digolongkan sebagai energi terbaharukan, dengan bahan baku tak terbatas. dengan beberapa cara, energi ini dapat diubah sehingga lebih bermanfaat, misalnya dengan pengumpul panas (solartherm) untuk memanaskan air dan dengan bantuan sel surya atau fotovoltaik untuk menghasilkan listrik.

Di Jerman, pasar teknologi solar berkembang dengan sangat dinamis dan menjadi salah faktor penggerak ekonomi. Dalam lima tahun terakhir, omset teknologi surya melonjak rata-rata 43 persen per tahun. Untuk tahun 2005, omsetnya diperkirakan sebesar 2,7 miliar euro.

Warga Jerman sendiri menganggap energi surya sebagai sumber energi yang paling dikehendaki. Dalam sebuah jajak pendapat oleh Emnid & Allensbach, sebanyak 98 warga setuju akan pemanfaatannya, dan 75 persen diantaranya bahkan ingin tinggal dalam rumah bertenaga surya.

Sekitar 700.000 rumah telah menggunakan pemanas tenaga surya untuk memanaskan air minum dan sebagai pemanas ruangan, dengan instalasi alat pengumpul panas seluas 6 juta meter persegi. Dan sebanyak 100.000 generator surya telah dipasang sebagai penghasil 700 megawatt listrik. Hingga tahun 2020, diperkirakan, 25 gigawatt listrik berasal dari energi surya. Hampir sejuta orang telah memanfaatkan sumber energi ini. Bersama Jepang, Jerman menjadi kampiun peghasil listrik tenaga surya di dunia.

Sel surya berbahan dasar silikon sendiri merupakan teknologi yang relatif baru. Teknologi ini mulai dihasilkan oleh Perusahaan Amerika, Bell tahun 1950-an dengan efisiensi 6 persen. Perkembangannya sangat pesat di beberapa dekade terakhir.

Meski terbilang baru, teknologi ini telah berperan sebagai motor penggerak tersedianya lapangan kerja. Lebih dari 30.000 orang bekerja di bagian produksi, distibusi dan instalasi sel surya di Jerman. Tahun lalu, bidang ini menyediakan sekitar 5.000 lapangan kerja baru. Dengan berkembangnya perusahaan pembuat sel surya di negara ini, diperkirakan dalam 15 tahun mendatang, sektor ini akan menjadi mata pencarian bagi 200.000 orang.

Namun, dibandingkan dengan sumber energi lainnya, pemanfaatan energi surya baru mencapai hampir 0,1 persen di negara ini. Penyebabnya adalah masih mahalnya pengadaan energi ini dibanding energi terbaharukan lainnya.

Gerhard Willeke, kepala bidang sel surya di Fraunhofer Institur für Solare Energiesysteme di Freiburg mengatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 25 tahun membuat energi surya lebih berarti dalam skala nasional. “Jika orang tak memulai memproduksinya secara massala, harganya tak akan menjadi lebih murah,” kata Willeke. “Mungkin akan sangat terlambat, jika kita menunggu hingga minyak habis.”

Kamis, 12 Februari 2009

stop global warming!!!!

hey sobat,,

tauk global warming kan??

ya pasti donk,,

hhe


kali ini,

okta mauk kasih" sdikit informasi bwat mencegah nya..

beserta gambaran sdikit tentang global warming.

gini Kita semua sama2 tahu bahwa pemanasan global sedang terjadi. IPCC melaporakn penelitiannya bahwa 0,15 - 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat.

Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia.

Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daera-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.

Yah,,,kita semua sudah mengetahui itu… dan sebagian orang tetap mencoba untuk memberitahukan bahwa kejadian ini benar-benar sedang terjadi… namun tetap tidak sedikit orang yang masih tidak peduli. Mungkin karena kita masih merasa nyaman dengan keadaan sekarang…bisa menikamti semuanya mulai dari makanan, air, udara, daratan yang sukup untuk bermain bola, social yang masih cukup damai, dll…

Yah…itu saat ini…lalu bagaimana jika 10 tahun lagi, atau 20 tahun, atau sampai 30 tahun lagi. Saya tahu tidak akan terjadi perubahan yang signifikan saat ini karena kita semua masih menganggap ini hal yang biasa, tapi saya akan menjadi manusia yang sangat bodoh jika saya tidak terus mencoba untuk menginformasikan ini.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Ada beberapa cara mudah yang bias kita lakukan, yaitu ;

1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

Dan saya yakin anda cukup pintar untuk menanggapinya….makasih

Bumi_cool-love_earth

Kamis, 05 Februari 2009

hari yang melelahkan..

huff,,
untuk posting kali ini
mungkin kek kmaren" adja..
hhe

tapi..
ya,,
this just my life n my world..

hari ini dimulai dengan ak yang selalu bangun siang mulu..
mana kalo bangun suka tdur lagi..
haaa
tanpa sadar jam drumah sudah bergerak dengan cepat ny..

dengan gerakan serba kilat ak bergegas dan menggunakan motor meluncur ke sekolah yang disudut itu..
haha

jam plajaran dmulai dan otak pun kembali bekerja dengan cepat sepertri hari" sebelumnya..
membuat otakku panas dan lapar..
hha


kejadian yang menyenangkan akhirnya terjadi...

yaitu akhirnya ak bisa ketemu dy lg =D
sneng banget d..
hhe

ya,,
walaupun cuma itu adja..
tp ak bahagia d...
sneng..
akhir nya ad orang yang bisa memahami ak,
ngerti ak..
saiiang am ak..
walaupun menurut orang biasa adja..
tp bg ak itu behartga banget,..

sulit mendapetin itu di hidup ak iang simple ini..

thankz darling~~

Rabu, 28 Januari 2009

anzrit,,,


capek,,,

heeuu

lagi, lagi hari yang jenuh melelahkan terlewati dengan lamban..
huff

mana pujaan hati laghi sakit..

huff


kangn... 1000xx


get well soon iaa..

hha